Selasa, 20 Juni 2017

Penjelasan Pengalaman Ketika Mengamalkan Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman


     
    

Majelis Insanul KAMIL Pengamal Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman

PENJELASAN PENGALAMAN KETIKA MENGAMALKAN DZIKIR SULTHONUL ADZKAR FI HADZA ZAMAN.

Oleh : Guru Kidzs Gsp
Di : Majelis Tharekat Insanul Kamil
Pengamal Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman

As’salamualaikum Wr Wb
Bismillahirrohmaanirrohiim

A’uudzu Billaahi Minasy Syaythaanir Rajiim.
Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
Alhamdulillahi Robbil ‘Alaamin...

Allaahumma Shalli Wa Sallim Wa Barik ‘Alaa Sayidina Muahammadin Wa ‘Alaa Aali Sayidina Muhammadin Wa Ashaabihi Wa Azwajihi Wa Dzuriyyatihi Wa Ahli Baitihi Ajma'in.

Salam Untuk Saudara Dan Saudari Ruhaniku Semuanya, Di Majelis Tharekat Insanul Kamil, Semoga Keberkahan Kefahaman Dari [Gusti Allah Swt] Menyertai Perjalanan Spiritual Keruhanian Anda Semuanya...”Insyaallahu Minal Aminiin...

Maka Dengan Ini [Guru Kidzs Gsp] Selaku [Pengasuh Majelis Insanul Kamil] Memberikan Dan Sekaligus Membabarkan Yang Selama Ini Tidak Di Ketahui Oleh Banyak Orang Yang Mengamalkan [Thoriqoh/Tharekat] Ketika Di Dalam Dzikir-Nya Tentang Pengalaman Yang Di Alaminya.
Penjelasan Ini [Guru Kidzs Gsp] Petik Yang Bersumber Pada [Buku Pedoman Panduan Tharekat Kitab Insanul Kamil] Sebagai Berikut...

Penjelasan Ini Jarang Di Miliki, Bahkan Oleh [Guru Pembimbing Tharekat] Yang Biasa Di Sebut [Syeikh/Mursyid] Sehingga [Si Salik/Murid] Bertanya-tanya Tanpa Penjelasan Dari [Guru Pembimbing Tharekat] Yaitu [Syeikh/Mursyid] Sehingga [Si Murid/Salik] Mengalami [Kegundaan/Kebingungan] Tanpa Penjelasan Dari [Syeikh/Mursyid] Yang Telah Membaiatkan Dzikir Tharekatnya, Sehingga Bisa Di Katakan [Dzikir Tanpa Pencerahan].

Petikan Dari [Buku Pedoman Panduan Tharekat Kitab Insanul Kamil] Menjelaskan :

"Maka Dengan Perkataan Lain :
"Bahwasanya Siapa Saja Yang [Mendawamkan/Melazimkan] Ketika Mengamalkan [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman], Maka [Seorang Pengamal], Akan Mendapatkan [Warits Bathiniyah] Berupa Dari [Sirr/Hikmah] Apa Yang Di Amalkannya, Yaitu [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman] Yaitu [4 Keistimewaan] Seperti Berikut Ini :
"HAR" : "Yaitu Rahsa Hangat, Panas Ketika Mengamalkan Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman.
Yang Maksudnya : "Merahsa Seolah-olah Ia Akan Hancur Luluh Badannya Pada Ketika Mengamalkan Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman, Dan Ketika [Seorang Pengamal] Mengalaminya, Maka Hendaklah [Seorang Pengamal] Ketika Mendapatkan [Har], Maka Di Haruskan Agar Menghentikan Aktivitasnya Berupa [Mandi] Dan [Minum Air Dingin] Sekurang-Kurangnya [40 Menit], Agar Supaya [Jangan Padam] Akan [Nur Dzikrullah] Daripada [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman], Dan Bahwasanya [Majelis Tharekat Insanul Kamil] Dengan Jalan Mengamalkan [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman] Sebagai Bentuk Pengikisan Atau Pembakaran Akan Sifat-sifat [Madmumah] Yaitu Sifat Tercela.

"ISTIQGROQ" : "Yang Artinya, Fana, Yakni [Karam] Di Dalam [Dzikrullah] Akan [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman] Yaitu [Karam] Di [Alam Syahadah], Maka Ada Beberapa Macam, Menurut [Anasyir] Dari [Keistimewaan] Tersebut, Yaitu [4] Macam :
1. NARUN : "Artinya Api...
2. MAUN : "Artinya Air...
3. RIHUN : "Artinya Angin...
4. TUROBUN : "Artinya Tanah...

Isyaroh Ketika Mengalami [4] Keistimewaan Mengamalkan Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman :
1. Adapun [Anasyir Nar/Api] Yang Bermaksud, Bahwa Seorang Pengamal [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman] Terkadang Seperti Mengalami Perahsaan [Panas] Atau [Hangat] Yang Tiada Terhingga, Dan Jangan [Takut], Karena Hal Tersebut Adalah Sebagai Bentuk [Pengikisan] Terhadap Sifat-sifat [Madmumah], Sebagai Di Sifati Dengan [Anasyir Nar/Api].

2. Adapun [Anasyir Maun/Air] Yang Bermaksud Bahwa Seorang Pengamal [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman] Terkadang Mengalami Perahsaan [Dingin] Dan Kadangkala Tersangat Dinginnya, Dan Juga Seolah-olah Sampai Seperti Menjadi [Kaku] Dan [Beku] Tubuhnya, Dan Itulah Yang Di Sifati Dengan [Anasyir Maun/Air].

3. Adapun [Anasyir Rihun/Angin] Yang Bermaksud Bahwa Seorang Pengamal [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman] Maka Ia Terkadang Mengalami Perahsaan [Ringan] Melayang, Seperti Hendak Terbang Ke Angkasa, Yaitu [Alam Musyahadah] Menuju Ke [Alam Malakut], Maka Tidak Bisa Merahsakan Bahwasanya Seperti Di Alam Mana Atau Di Manakah Dirinya, Dan Itulah Yang Di Sifati Dengan [Anasyir Rihun/Angin].

4. Adapun [Anasyir Turobun/Tanah] Yang Bermaksud, Bahwa Orang Yang Mengamalkan [Dzikrullah] Akan [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman], Maka Mengalami Perahsaan Berat Badannya, Yaitu Jauh Lebih Berat Dari Biasanya, Maka Terahsa Berat Untuk Menggerakkan Badannya, Maka Itulah Yang Di Sifati Dengan [Anasyir Turobun/Tanah].

"Ketahuilah Sebagaimana Telah [Masyhur] Di Dalam Riwayat, Bahwa Tatkala [Kanjeng Nabi Muhammad Saw] Berada Di Dalam [Gua Hira] Di [Jabal Nur], Dan Beliau Tercengang Di Dalam [Dzikrullah] Dan Kemudian Beliau Mendapatkan [Wahyu] Yang Pertama Kalinya, Maka Beliau Sedang Mendapatkan [Istighroq], Berupa [Anasyir Maun/Air] Yakni [Rahsa Dingin] Yang Sangat Dahsyat, Sehingga Beliau Meminta Kepada [Istri]-Nya, Yaitu [Siti Khodijah Ra] Untuk Menyelimutinya, Maka jikalau Seorang Pengamal [Dzikrullah] Akan [Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman], Maka Sesungguhnya Dia Mendapatkan [Waris] Dari [Kanjeng Nabi Muhammad Saw] Seperti Yang Di Alaminya, Berupa Perahsaan-Perahsaan, Baik [Dzohir Dan Batin] Sebagaimana Halnya [Istighroq], Maka Dia Telah Mendapatkan [Fadhol] Dari Gusti Allah Swt, Berupa Limpahan Karunia Dari-Nya [Hadzamimfadzlikrobbi], Dan Itulah [Rujukan] Ajaran Di Dalam :
1. Majelis Insanul Kamil. 
2. Wadah Silaturrahmi Majelis Tharekat Insanul Kamil : "Al-Insan Al-Kamil Mukamil", Sebagai Pengajarannya.

Semoga Saudara Dan Saudari Ruhaniku Semuanya Sebagai Pengamal Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman, Mampu Menerima Dan Memahami Limpahan Karunia, Seperti Halnya Rosulullah Saw, Insyaallahu Minal Aminiin, Dan Semoga Selalu Istiqomah Di Dalam Mengamalkan Dzikir Sulthonul Adzkar Fi Hadza Zaman, Di Setiap Aktivitas Tanpa Adanya Kejemuhan.

Alhamdulillahirobbilaalamiin 
Wassalamualaikum Wr Wb

Wadah Silaturrahmi Majelis Tharekat Insanul Kamil : "Al-Insan Al-Kamil Mukamil".